Sejak kepindahan vokalis cantik Alissa White-Gluz, banyak pihak mempertanyakan bagaimana nasib The Agonist selanjutnya. Sosok White-Gluz sudah begitu melekat pada band asal Kanada tersebut, begitu juga sebaliknya. Banyak pihak meragukan apakah mereka akan tetap bertahan sepeningggalan White-Gluz.
Kalau diibaratkan sebagai tim sepakbola, pandangan fans terhadap The Agonist setelah hengkangnya White-Gluz mungkin mirip seperti pandangan fans Manchaster United ketika Sir Alex Ferguson pensiun. Banyak pihak (termasuk saya) menganggap mereka pasti tidak akan kembali keren tanpa White-Gluz. Anggapan bahwa The Agonist akan 'mati pun sepertinya sudah jadi prediksi hampir semua fans dan pengamat.
Meskipun banyak pihak meragukan mereka, The Agonist sepertinya tidak peduli. Setelah kekosongan pada posisi vokalis, anggota band lain segera mencari pengisi posisi vital tersebut. Dan tidak lama kemudian, Vicky Psarakis diumumkan sebagai pengganti White-Gluz. Mereka juga langsung mengumumkan bahwa mereka akan segera merilis album Eye Of Providence,
Album Eye Of Providence telah dirilis Kemarin (24 Februari) malam. Sebelum resmi dirilis The Agonist lebih dulu menyebarkan lagu-lagu mereka lewat Youtube (Klik link di bawah artikel) dan streaming di Revolver Magazine.
Saat pertama mendengarkan Eye Of Providence, awalnya saya masih merasa Psarakis memang tidak pantas menggantikan White-Gluz dan terlalu memaksakan untuk terdengar sama dengan pendahulunya. Tapi anggapan itu ternyata salah. Setelah memutar dan mendengarkan dengan serius beberapa kali, saya merasa justru The Agonist yang sekarang terdengar berbeda. Mereka berhasil.
Karakter suara Psarakis memang tidak setinggi White-Gluz, tehnik scream dan growl yang ia pakai juga lebih kasar. Tapi ternyata justru itu yang membuat The Agonist berbeda dari sebelumnya. Karena memiliki tipikal suara yang lebih rendah, membuat clean vocal pada album ini jadi berbeda dengan sebelumnya. Scream yang kasar juga malah membuat lagu-lagu pada album Eye Of Providence menjadi lebih unik, malah terkadang membuat bulu kuduk berdiri.
Pada intinya The Agonist memberikan bukti bahwa mereka masih ada. Mereka bisa berdiri tanpa White-Gluz yang sebelumnya sudah melekat di mata fans.
Berikut Flash Preview dari Bloody Razor:
Album info:
The Agonist - The Eye of Providence
Rilis: 24 Februari 2015
Genre: Metalcore, melodic death metal, heavy metal
Label: Century Media Records
Line up: Vicky Psarakis (Vokal), Danny Marino (gitar), Chris Kells (bass), Simon McKay (drum), Pascal Jobin (gitar)
Total Durasi: 58:27
Track List:
|
||
No.
|
Judul
|
Durasi
|
1.
|
“Gates
Of Horn And Ivory”
|
3:25
|
2.
|
“My
Witness Your Victim”
|
4:47
|
3.
|
“Danse
Macabre”
|
4:01
|
4.
|
“I
Endeavor”
|
4:08
|
5.
|
“Faceless
Messanger”
|
5:00
|
6.
|
“Perpetual
Notion”
|
4:34
|
7.
|
“A
Necassary Evil”
|
3:44
|
8.
|
“Architechts
Hallucinate”
|
4:30
|
9.
|
“Disconnect
Me”
|
3:32
|
10.
|
“The
Perfect Embodiment”
|
5:13
|
11.
|
“A
Gentle Disease”
|
3:45
|
12.
|
“Follow
The Crossed Line”
|
4:11
|
13.
|
“As
Above, So Below”
|
7:57
|
Best Guitar Riffs:
- Gates Of Horn And Ivory
- A Gentle Disease
- Follow The Crossed Line
- A Gentle Disease
- Danse Macabre
- Perpetual Notion
Best Scream / growl:
- Disconnect Me
- Danse Macabre
- Gates Of Horn And Ivory
Best Solo Guitar:
- Danse macabre
- Disconnect Me
- Follow The Crossed Line,
Best Drum:
- Perpetual Notion
- As Above, So Below
- Disconnect Me
Best Bass:
- Architects Hallucinate
- As Above, So Below
- Perpetual Notion
Best Intro:
- Disconnect Me
- My Witness, Your Victim
- Gates Of Horn And Ivory
Best Song:
- Disconnect Me
- Danse Macabre
- Gates Of Horn And Ivory
DAPATKAN EYE OF PROVIDENCE DI:
0 comments:
Post a Comment
Komentar yang kurang pantas terpaksa akan kami hapus. Jadi, berikan komentar yang cerdas dan pantas. Terima kasih. Best Regards.